#IkhlasBaktiBinaBangsaBerbudiBawaLaksana
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan 'KODE GERAKAN PRAMUKA'
Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “
Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka,:
- Menanamkam rasa percaya diri.
- Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
- Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
- Rasa bangga sebagai Pramuka.
- Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.
Motto
Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka
dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan
sehari hari.Untuk meningkatkan
kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka di samping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan
membuat motto Satuan di satuan masing-masing.
Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi
Bawa Laksana adalah
motto dari Pembina Pramuka, konsep yang sangat indah, menarik, cocok dan
sangat baik untuk Bangsa Indonesia.
Apa yang dapat kuberikan kepada
Indonesia negeri yang aku cintai?
Konsep Gerakan Pramuka mengajak
seluruh komponen Bangsa Indonesia agar memberikan walau itu hanya setitik bakti
untuk negeri ini, senantiasa teguh pada pendirian, dan menepati apa yang
dikatakan.
BERBUDI
"Berbudi" dalam bahasa Jawa beda
dengan berbudi dalam bahasa Indonesia. ‘Ber’ di sini bukan sebuah ‘awalan’
melainkan kependekan dari ‘luber’ yang artinya adalah “meluap” “Budi”
pengertiannya adalah “watak”. Tentusaja watak yang baik. Watak apa yang meluber
atau meluap? Tentu saja watak suka memberi, yang dalam bahasa Jawa menurut
Poerwadarminta disebut “seneng weweh”. Pemimpin harus “ber-budi”, luber
budinya. Suka memberi kepada rakyatnya. Memberi kepada rakyat tidak harus
memberi uang tunai. Keamanan, kesejahteraan, kemudahan, peluang usaha dan masih
banyak lagi. Rakyat akan merasa ayem karena diayomi pemimpin yang “ber-budi”
(mulai diri sendiri dan semua yang diberi tanggung-jawab mengendalikan sesuatu
adalah pemimpin).
BAWA
“Bawa” dalam bahasa Jawa berarti “ucapan”, atau awal nyanyian. Tembang Jawa sering
diawali dengan “bawa”. Semacam intro yang disampaikan dalam sepotong kalimat
bernada. Penekanan disini pada “ucapan” seorang pemimpin. Tentusaja ucapan
seorang pemimpin tidak boleh “kakehan
gludhug kurang udan”, banyak janji tanpa bukti. Ucapan pemimpin
harus sama dengan perbuatannya. Harus “Sabda pandita ratu.”“Berbudi bawa laksana” mengandung pengertian “suka memberi dan kesatuan antara ucapan dan tindakan”. Penjabarannya bisa panjang-lebar, luas dan mendalam. Saya hanya ingin mengingatkan satu hal. Yang sering diucapkan pemimpin kepada rakyat adalah “janji”. Dan yang dijanjikan pasti “mau memberi sesuatu”. Misalnya membangun Puskesmas, Membangun jembatan, mengaspal jalan dan lain-lain. Oleh sebab itu leluhur kita mengingatkan dalam tiga kata “Ber-budi Bawa Laksana”, Banyaklah memberi dan tepati janjimu.
LAKSANA
"Laksana” adalah
“jalan”. Diberi sisipan “um” maka “lumaksana” berarti “berjalan. Pengertian “jalan”
disini adalah gerak langkah atau tindakan. Jadi “Laksana” menjelaskan “bawa”.
Dengan demikian pengertian “Bawa laksana” adalah “kesatuan ucapan dan tindakan”
Dalam etika Jawa
dikenal satu ungkapan sabda pandhita ratu, “tan kena wola-wali,” yang dapat
dimaknai bahwa seorang pemimpin haruslah konsekuen untuk mewujudkan apa yang
telah diucapkan. Kristalisasi perlunya pemimpin yang memiliki sifat bawa
laksana. Dalam filsafat Jawa, seorang raja adalah pemimpin yang memiliki
sifat ‘bawa laksana’ dan sifat-sifat baik lainnya. Ini tercermin dari
ungkapan yang sering diucapkan Ki Dalang dalam setiap lakon wayang, yang
berbunyi: “dene utamaning nata, berbudi bawa laksana” (sifat utama bagi seorang
raja adalah bermurah hati dan teguh memegang janji).
Sifat ‘bawa laksana’ mempunyai nilai
yang sangat tinggi, sehingga sifat tersebut perlu diprioritaskan
diutamakan. Etika ‘bawa laksana’ ini mengandung nilai yang bersifat universal,
mengandung nilai filsafat yang baik dan perlu dipegang teguh seluruh
pemimpin.
Renungan buatku dan Sahabat-Sahabatku dalam memperingati
Hari Ulang Tahun ke-53 Gerakan Pramuka Indonesia;
"Kita mantapkan, perkuat,
perluas; Pembentukan Karakter Kaum Muda melalui Gugus Depan Terakreditasi,
untuk mewujudkan Generasi Muda yang Mumpuni dan Berkarakter dengan menerapkan
secara optimal “Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana.”
"Pembina Pramuka adalah panutan, teladan yang dapat memimpin diri
sendiri ….Karena itu mari sebagai anggota dewasa sekaligus Pembina Pramuka, selalu Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa
Laksana.
Masih banyak yang dapat kita lakukan untuk hari esok Bangsa Indonesia.
Hari esok
yang lebih baik dari hari ini dan hari
kemarin. Mari kita selalu memperbaiki diri kita melalui peningkatan tujuh dimensi pribadi (spiritual,
Emotional, Sosial, Intelektual, Fisik, Estetis, dan Finansial) agar
agar dapat membina generasi Muda mewujudkan Bangsa Indonesia yang Jaya."
"Kita lebih mencintai Allah,
kita lebih mencintai tanah Air Indonesia, kita tingkatkan produktifitas, lebih banyak berkarya & bermanfaat
untuk Bangsa Indonesia dan seluruh mahluk-Nya, setiap hari kita berusaha memperbaiki diri menjadi
pribadi yang lebih baik dan bertambah baik akhlaknya……dst." Belajar "Semoga Allah selalu melindungi, membimbing, merahmati
dan meridhai Bangsa Indonesia. Jaya Pramuka Indonesia, Jaya Bangsa
Indonesia," aamiin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar