Minggu, 11 Januari 2015

"Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana"

#IkhlasBaktiBinaBangsaBerbudiBawaLaksana
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota  Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan 'KODE GERAKAN PRAMUKA'
Motto Gerakan Pramuka adalah  “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “
Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka,:
  1. Menanamkam rasa percaya diri.
  2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
  3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
  4. Rasa bangga sebagai Pramuka.
  5. Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.
Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka di samping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan masing-masing.
Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana adalah motto dari Pembina Pramuka, konsep yang  sangat indah, menarik, cocok dan sangat baik  untuk Bangsa Indonesia. 

Apa yang dapat kuberikan kepada Indonesia negeri yang aku cintai? 

Konsep Gerakan Pramuka mengajak seluruh komponen Bangsa Indonesia agar memberikan walau itu hanya setitik bakti untuk negeri ini, senantiasa teguh pada pendirian, dan menepati apa yang dikatakan. 

BERBUDI

"Berbudi" dalam bahasa Jawa beda dengan berbudi dalam bahasa Indonesia. ‘Ber’ di sini bukan sebuah ‘awalan’ melainkan kependekan dari ‘luber’ yang artinya adalah “meluap” “Budi” pengertiannya adalah “watak”. Tentusaja watak yang baik. Watak apa yang meluber atau meluap? Tentu saja watak suka memberi, yang dalam bahasa Jawa menurut Poerwadarminta disebut “seneng weweh”. Pemimpin harus “ber-budi”, luber budinya. Suka memberi kepada rakyatnya. Memberi kepada rakyat tidak harus memberi uang tunai. Keamanan, kesejahteraan, kemudahan, peluang usaha dan masih banyak lagi. Rakyat akan merasa ayem karena diayomi pemimpin yang “ber-budi” (mulai diri sendiri  dan semua yang diberi tanggung-jawab mengendalikan sesuatu adalah pemimpin).

BAWA
“Bawa” dalam bahasa Jawa berarti “ucapan”, atau awal nyanyian. Tembang Jawa sering diawali dengan “bawa”. Semacam intro yang disampaikan dalam sepotong kalimat bernada. Penekanan disini pada “ucapan” seorang pemimpin. Tentusaja ucapan seorang pemimpin tidak boleh “kakehan gludhug kurang udan”, banyak janji tanpa bukti. Ucapan pemimpin harus sama dengan perbuatannya. Harus “Sabda pandita ratu.”
“Berbudi bawa laksana” mengandung pengertian “suka memberi dan kesatuan antara ucapan dan tindakan”. Penjabarannya bisa panjang-lebar, luas dan mendalam. Saya hanya ingin mengingatkan satu hal. Yang sering diucapkan pemimpin kepada rakyat adalah “janji”. Dan yang dijanjikan pasti “mau memberi sesuatu”. Misalnya membangun Puskesmas, Membangun jembatan, mengaspal jalan dan lain-lain. Oleh sebab itu leluhur kita mengingatkan dalam tiga kata “Ber-budi Bawa Laksana”, Banyaklah memberi dan tepati janjimu.
LAKSANA


"Laksana” adalah “jalan”. Diberi sisipan “um” maka “lumaksana” berarti “berjalan. Pengertian “jalan” disini adalah gerak langkah atau tindakan. Jadi “Laksana” menjelaskan “bawa”. Dengan demikian pengertian “Bawa laksana” adalah “kesatuan ucapan dan tindakan”

Dalam etika Jawa dikenal satu ungkapan sabda pandhita ratu, “tan kena wola-wali,” yang dapat dimaknai bahwa seorang pemimpin haruslah konsekuen untuk mewujudkan apa yang telah diucapkan. Kristalisasi perlunya pemimpin yang memiliki sifat bawa laksana. Dalam filsafat Jawa, seorang raja  adalah pemimpin yang memiliki sifat ‘bawa laksana’ dan sifat-sifat baik lainnya. Ini tercermin dari ungkapan yang sering diucapkan Ki Dalang dalam setiap lakon wayang, yang berbunyi: “dene utamaning nata, berbudi bawa laksana” (sifat utama bagi seorang raja adalah bermurah hati dan teguh memegang janji).

Sifat ‘bawa laksana’ mempunyai nilai yang sangat tinggi, sehingga sifat tersebut perlu diprioritaskan  diutamakan. Etika ‘bawa laksana’ ini mengandung nilai yang bersifat universal, mengandung nilai filsafat yang baik dan perlu dipegang teguh seluruh pemimpin. 

Renungan buatku dan Sahabat-Sahabatku dalam memperingati Hari Ulang Tahun ke-53 Gerakan Pramuka Indonesia;

 "Kita mantapkan, perkuat, perluas; Pembentukan Karakter Kaum Muda melalui Gugus Depan Terakreditasi,  untuk mewujudkan Generasi Muda yang Mumpuni dan Berkarakter dengan menerapkan secara optimal “Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana.”

"Pembina Pramuka adalah panutan, teladan yang dapat memimpin diri sendiri ….Karena itu mari sebagai anggota dewasa sekaligus Pembina Pramuka, selalu  Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana. Masih banyak yang dapat kita lakukan untuk hari esok Bangsa Indonesia. Hari esok  yang lebih baik dari hari ini dan hari kemarin. Mari kita selalu memperbaiki diri kita melalui peningkatan tujuh dimensi pribadi (spiritual, Emotional, Sosial, Intelektual, Fisik, Estetis, dan Finansial) agar  agar dapat membina generasi Muda mewujudkan Bangsa Indonesia yang Jaya."

"Kita  lebih  mencintai Allah, kita lebih mencintai tanah Air Indonesia, kita tingkatkan produktifitas, lebih banyak berkarya & bermanfaat untuk Bangsa Indonesia dan seluruh mahluk-Nya, setiap hari kita berusaha memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik  dan bertambah baik akhlaknya……dst." Belajar "Semoga Allah selalu melindungi, membimbing, merahmati dan meridhai Bangsa Indonesia.  Jaya  Pramuka Indonesia, Jaya Bangsa  Indonesia," aamiin….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar